Sejarah dan Perkembangan

A. Jurusan Seni Musik

Program Studi Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukan,  ISI Padangpanjang resmi berdiri pada tahun 2001 sesuai dengan surat keputusam Mentri nomor 06/Dikti/Kep/2001, tanggal 9 Januari 2001. Program Studi Seni Musik menawarkan program akademik Sarjana dengan gelar lulusan Sarjana Seni (S.Sn.), dengan bobot 144 Sks atau 217 ECTS untuk masa studi empat tahun. Pendidikan akademik ini diperuntukkan bagi lulusan sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah keterampilan (SMK), atau pendidikan menengah lain yang sederajat.

Jurusan Seni Musik, sudah mengikuti tiga kali akreditasi yakni pertamakali pada tahun 2007 mendapatkan nilai C. Kemudian Prodi Seni Musik mulai berbenah diri dengan meningkatkan berbagai aspek diantaranya tentang tata pamong, prestasi dosen, kualitas mahasiswa dan lain-lain. Sehingga pada tahun 2014 Prodi Seni Musik mendapatkan nilai B. kemudian untuk yang ketiga kalinya ikut akreditasi BAN-PT pada tahun 2018 akhirnya mencapai nilai A.

Target  pendidikannya adalah agar peserta didik mampu mengamalkan ilmu-ilmu musik melalui penalaran ilmiah dan dapat meningkatkan kualitas, pembelajaran kooperatif dan berbasis proyek. Program ini mempersiapkan mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya di bidang musik, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, dan mampu mengembangkan diri menjadi musisi profesional. Prodi Seni Musik menyediakan pendidikan sarjana dalam bidang seni musik yang mempelajari pengetahuan dan keterampilan seni musik bernuansa global, meliputi bidang-bidang penelitian, perancangan, dan penyajian, baik karya maupun hasil perancangan musik. Sebagai pusat unggulan para lulusannya mampu menciptakan, memelihara, dan mengembangkan seni musik yang cinta tanah air dan peka terhadap fenomena perubahan, yang memiliki pengetahuan dan keterampilan seni musik dalam mengembangkan seni dan budaya nasional, yang dapat berperan serta dalam pembangunan secara kreatif, inovatif, dan produktif, demi tercapainya daya saing bangsa yang maksimal.

B. Perkembangan Seni Musik

Sejauh ini Jurusan Seni Musik meyakini bahwa lulusannya dimungkinkan untuk secara kompeten mampu ikut serta dan terlibat dalam kancah Internasional. Dapat dilihat dari visi Institut Seni Indonesia Padangpanjang, kurikulum, Institution Mission (IM)  dan Education Objective (EO) serta Intended Learning Outcomes (ILO), sebab musik yang dipelajari selain mengadopsi dari kurikulum Eropah dan ISI Yogyakarta yang dipelajari secara umum artinya seluruh dunia mempelajari musik yang sama (universal), dengan kata lain dimanapun berada musik ini akan sama bentuk teorinya maupun keterampilannya.  Juga  mengandung penguasaan pengetahuan dan teknik yang berhubungan dengan live skill ini sebagai dasar dalam pengembangan genre-genre seni musik rumpun Melayu maupun seni budaya dan tradisi lainnya, yang menjadi keunikannya. Sehingga kemampuan kerja para lulusannya dapat menjamin ketersedianya lapangan pekerjaan di kancah Internasional tersebut. Dapat dilihat pada pemetaan antara EO dan ILO

Karena musik universal dan fleksibel, maka para lulusan dapat bekerja dalam konteks Nasional, Regional maupun Internasional. Sebelumnya ada satu orang lulusan Jurusan Seni Musik yang bekerja di luar negeri, karena sesuatu hal meninggal dunia, akan tetapi lulusan musik sudah banyak yang bekerja secara nasional maupun regional antara lain ada yang menjadi guru baik guru PNS maupun guru swasta, juga ada yang mendirikan sekolah musik untuk anak-anak yang berbakat di bidang musik; bekerja di berbagai studio musik (Music Director, Arranger, dan composer); conductor; Musicians (Band, Malay Ensemble dan Orchestra).

Hampir 70% buku pegangan atau buku modul dari mahasiswa, semuanya berbahasa asing terutama berbahasa inggris. Seperti buku praktek individual instrumen seluruhnya berbahasa inggris, adapula bahasa belanda dan jepang. Matakuliah teori musik, solfeggio, ilmu harmoni, ilmu bentuk musik. Secara umum buku-buku tersebut banyak menampilkan contoh-contoh berupa gambar-gambar notasi yang sudah dipahami dan dimengerti oleh dosen, sehingga tidak kesulitan dalam menterjemahnya. Ada istilah musik yang tidak akan diterjemahkan, walaupun bisa diterjemahkan, tetapi dosen mendidik mahasiswanya tetap menggunakan bahasa asli, contohnya pada istilah andante, forte, a perfect fourth, masih banyak yang lainnya. Dosen sudah paham selama ini. Ada beberapa buku yang berbahasa Inggris yang bisa diterjemahkan oleh para dosen dan tidak mendapat kesulitan untuk memahami dan mengerti dari tulisannya, seperti buku Music Theory, Arrangement, Twentieth Century Harmony, Elementary Harmony Theory and Practice, masih banyak buku-buku lainnya.